Jumat, 07 September 2012

WSBK : KTM European Junior Cup … Regulasinya menarik & mendidik


Lho kok pake Supermoto ?
pertanyaan yang amat wajar ketika melihat EJC meninggalkan Ninja 250R dan beralih ke KTM 690 sebagai motor utamanya. Tetapi hal ini sebenarnya tidak mengherankan mengingat kelas utama ajang Superbike adalah “Supersport 600″ dan Superbike. Menggunakan motor naked bersifat supermoto jelas membingungkan tetapi sebenarnya tidak. Soalnya KTM690 cukup sulit dikendarai karena membutuhkan rear wheel steering ala supermoto. Terlebih motor Tor-q seperti KTM menggambarkan kondisi motor Superbike yang “liar” ataupun motor Supersport yang amat hoby ngeslide :D
Faktor utama yang krusial adalah bobot motor yang begitu ringan  (140kg) hanya terpaut sedikit dibandingkan varian ninja 250 r namun menawarkan torsi dan tenaga motor yang jauh berbeda.
Harga Murah – Mesin Sama – Karakter Mirip – Monggo dibawa pulang
yang jelas motor ini hanya dihargai oleh KTM 10.000 Eurp alias kurang dari 140 jeti. Termasuk biaya transportasi dan ban di setiap even. Amat terjangkau bagi peserta EJC yang berusia minimal 14-19 tahun maksimal. Mesinya sama, berbasis KTM 690 dengan performance pack yang sama. Karakter motor mirip dengan kelas Supersport-Superbike. Selesai 1 musim monggo dibawa pulang oleh peserta. Artinya even ini relatif “gratis” bagi mereka yang beniat mengikutinya.
hal krusial adalah mengembangkan pembalap yang mampu membaca karakter motor sekaligus melakukan settng motor. Sisanya biaya ditekan serendah mungkin sehingga pesertanya membeludak. Gak heran pembalap sonoh pada jago jago

WSBK : Regulasi “FIM STOCK” 1000 & 600 … Seperti apa sih ?

FIM Stock 1000 – Balapan motor “standar” dengan modifikasi terbatas
Regulasi FIM Superbike Stock 1000 itu serupa dengan FIM Superbike Stock 600. Dimana regulasi motor dibuat sedemikian rupa agar semirip mungkin dengan motor jalan raya. Modifikasi dibiarkan begitu minimal agar biaya oprasional pembalap menjadi murah dan terjangkau. Boleh dibilang modifikasi dikelas “Stock” ini justru menyiratkan potensi motor yang sesungguhnya.
Tambahan (*) artinya perubahan / penggantian / modifikasi – Diizinkan / Diharuskan dilakukan di kelas World Superbike / World Supersport. (**) artinya perubahan tersebut Dilarang dilakukan baik di kelas Stock ataupun Superbike
Modifikasi yang wajib dilakukan : (*)
  • Fairing Balap : regulasi ini mengharuskan peserta melepas fairing standar menjadi fairing balap
  • Melepas Indikator : Lampu dan kaca spion wajib dilepas. Termasuk juga lampu sein
  • Melepas part yang berbahaya : Spakbor dan standar termasuk
Modifikasi yang “boleh” dilakukan : (*)
  • Memasang knalpot Racing
  • Pemasangan Footpeg (rearset balap)
  • Penggantian Brakepad dan Disc brake
  • Penggantian windscreen
  • Penggantian rante
  • Penggantian internal fork depan (fully adjustable)
  • Penggantian suspensi belakang
Modifikasi Yang “Tidak” boleh dilakukan (*)
  • Penggantian “wiring” motor
  • Penggantian ECU motor selain yang dijual bebas
  • Perubahan Swing arm
  • Perubahan Subframe (**)
  • Perubahan Desain Frame (**)
  • Penggantian sistem Fork depan keseluruhan
  • Penggantian sistem rem keseluruhan
  • Perubahan pada kopling
  • Perubahan pada Gearbox
  • Penggantian pada Velg / rims
  • Perubahan desain fairing dan seat cowl(**)
  • Jatah 1 musim adalah 3 set
Siapakah Tim Superbike – Supersport (STOCK) yang paling sukses ?
Sejak kejuaraan bergulir tahun 1999 dan tahun 2005 klasemen konstruktor diberlakukan tercatat 6 Pembalap berhasil menjadi juara dunia Fim Stock 1000 bersama Suzuki Gixer, 4 pembalap menggunakan Ducati , 2 menggunakan Yamaha dan masing masin 1 pembalap menggunakan Honda dan BMW. Sementara untuk kategori konstruktor Ducati berhasil memenangkan 3 kali, Yamaha 2 kali dan BMW – Suzuki masing masing 1 kali
untuk kategori Stock supersport klasemen konstruktor ditiadakan, namun pembalap yang menggunakan Honda setidaknya berhasil menjadi juara sebanyak 8 kali sementara Yamaha 3 kali dan Suzuki – Kawasaki berbagi 1 kali.

Pembedaan Regulasi Kontrol Elektronik di 3 Kelas MotoGP



Hal yang menjadi pembeda antara balapan World Superbike Championship (WSBK) dengan MotoGP adalah pada sistem elektronik. Dimana MotoGP selama ini dikenal sebagai tempat pengembangan kontrol elektronik terutakhir pada motor sport.

Tidak heran jika pembatasan sistem kontrol elektronik yang sempat diusulkan oleh Carmelo Ezpeleta selaku CEO Dorna Sport (promotor MotoGP), ditolak mentah-mentah oleh tim pabrikan. Menurut mereka pembatasan kontrol elektronik di MotoGP tidak sesuai dengan filosofi ajang balap itu sendiri.

Hal ini juga disepakati oleh Michael Czysz sebagai pencetus balap motor listrik yaitu MotoCzysz. Ia sepakat dengan tim-tim pabrikan di MotoGP, bahwa kontrol elektronik tidak seharusnya dibatasi. Sebab ini adalah adalah hal yang membuat MotoGP jadi balapan prototipe yang sebenarnya.

Tapi ide untuk membebaskan sistem elektronik jadi penyambung artikel sebelumnya tentang pemberlakuan kapasitas mesin 250 cc hingga kelas tertinggi di ajang balap prototipe. Namun khusus untuk kelas Moto3 dan Moto2 ada pembatasan sistem pada level tertentu.

“Kontrol elektronik memainkan peran besar di MotoGP, makanya saya tidak sistem tersebut dibatasi di MotoGP. Namun khusus untuk kelas 250 cc (Moto3) dan kelas 500 cc (Moto2) seperti format yang saya usulkan, harus ada pembatasan. Sementara kontrol eMotoGP ” jelas Czysz.

Bukan hanya untuk MotoGP saja, namun Czysz juga memberikan gambaran ideal untuk kontrol elektronik di ajang World Supersport Championship (WSS) dan WSBK. Kondisinya akan seperti di MotoGP antara Moto2 dan MotoGP. Bedanya hanya sistem homologasi dan pembebasan sistem kontrol tersebut. (otosport.co.id)

Berikut gambaran dari Czysz tentang regulasi kontrol elektronik di MotoGP dan WSBK :
-    Moto3 : kontrol elektronik dibatasi hanya 1 pemasok saja.
-    Moto2 : kontrol elektronik terbuka, namun harus melalui homologasi dari FIM.
-    MotoGP : kontrol elektronik dibebaskan (tak terbatas).
-    WSS : kontrol elektronik terbuka, namun harus melalui homologasi dari FIM.
-    WSBK : kontrol elektronik dibebaskan (tak terbatas).

Motogp : Honda boikot tes Aragon!!…

Jangan kaget kalau mengintip time sheet diAragon Honda tidak nongol disana. Rasa kesal serta kecewa atas keputusan mengganti spek ban Bridgestone untuk alasan keamanan menjadi pangkal permasalahan ketidak puasan Pedrosa serta Stoner. Sebab kini mereka terancam mengalami kesulitan akibat diserang chatter yang semakin menjadi…..
Pada test perkenalan bulan kemarin, spek ban anyar ternyata tidak klop dengan Honda RC213V. Mereka merasakan penyakit chatter roda depan malah makin parah. Uniknya….gejala tersebut ternyata tidak terjadi pada Yamaha M1 ataupun tim lain. Inilah yang membuat tim HRC rada uring-uringan serta menuding perberlakuan spek anyar tidak fair serta kurang aman bagi para pembalap Honda….
” I will keep my mind open and keep trying hard with my team to improve the situation, but it’s just an unfair situation for Honda. The reason they say for changing the tyre is safety, but at the moment it’s not safety for us, we are riding on the limit every lap..”
-Dani Pedrosa/Crash-
Stoner juga merasakan hal itu, dan menyatakan ketidak sukaannya…“The new front tyre has created more chatter in the front, we don’t like it but we’ll make our bike work around it..”.  Sayang mereka kalah suara sebab dari 21 rider…hanya 6 yang memilih ban spek lawas yakni Stoner, Pedrosa, Karel Abraham (Cardion AB), Randy de Puniet (Aspar), Aleix Espargaro (Aspar) and Mattia Pasini (Speed Master). Selebihnya tetap menyambut opsi dengan tangan terbuka….
Last...Honda mendeklarasikan tidak ikut test Aragon. Mereka sedang berkonsentrasi untuk memecahkan masalah chatter yang hingga saat ini masih menjadi PR utama. Ditambah….ban new spek yang ternyata malah memperparah keadaan. Apakah ini artinya posisi Lorenzo-Yamaha lebih diuntungkan?? entahlah, toh dalam balapan memang selalu ada peraturan yang kudu diikuti. Walau kadang pahit dan bersifat memaksa, tidak ada pilihan lain tentunya……(iwb)

Musim Depan WSBK Gunakan Lampu Palsu?

Terhitung sejak musim depan, setiap motor yang berlaga di World Superbike (WSBK) diwajibkan untuk memakai stiker bergambar lampu headlight (lampu depan). 'Penampakan' stiker tersebut mulai diperkenalkan oleh Kawasaki di seri Aragon akhir pekan lalu (ada pada foto).

Kabarnya, ide ini muncul untuk membedakan motor-motor WSBK dengan motor-motor CRT yang digunakan di kelas MotoGP. Perlu diketahui, mesin-mesin motor WSBK dan CRT MotoGP memang sama-sama menggunakan mesin motor produksi massal.

Bagaimanapun juga, aturan baru ini berarti bisa mengurangi tempat penempelan logo sponsor di bagian depan fairing motor. Padahal, sebagian besar tempat sudah dipenuhi oleh stiker nomor start pebalap.

Namun pertanyaan yang paling mendasar adalah, apakah para penggemar memang benar-benar ingin motor WSBK terlihat seperti motor-motor jalanan?

Selama ini, lampu depan motor-motor yang digunakan dalam balapan superbike memang dihilangkan. Selain itu, belum diketahui dengan pasti apakah aturan ini memang dibuat untuk membedakan bentuk motor konstruktor yang satu dengan yang lainya.

Kamera Gyroscopic diterapkan pada MotoGP

Teknologi yang digunakan dalam balapan motor ini adalah, bahwa rossi pertama kalinya akan menggunakan Kamera Gyroscopic OnBoard.
Memang apa bedanya dengan kamera yang biasa digunakan sekarang pada motor di MotoGP ? Nah mau taukan ? Kamera Gyroscopic merupakan kamera yang memiliki poros ditengah yang berguna untuk mempertahankan posisinya secara tegak lurus. Artinya bahwa gambar yang diambil kamera tersebut tetap pada posisi tegak lurus walaupun motor yang digunakan rider rebah ke kiri ataupun ke kanan.